Jalur Rempah Indonesia akan Didaftarkan sebagai World Heritage ke UNESCO

Businessnews Indonesia – Jalur Rempah Indonesia akan didaftarkan sebagai world heritage atau warisan dunia ke UNESCO oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ketua Komite Program Jalur Rempah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ananto K Seta menyebut, usulan ini akan dilakukan pada bulan November mendatang. Ananto sebut jalur rempah merupakan salah satu identitas Indonesia yang banyak dilupakan orang.

“Kita siap mengusulkan Jalur Rempah ke UNESCO pada November 2020. Jalur Rempah ini program identitas Indonesia yang selama ini banyak dilupakan orang,” ungkapnya, seperti yang dilansir Antara, Senin (21/9/2020).

Dia mengungkapkan, pihaknya menggandeng beberapa negara dalam pengusulan program tersebut ke UNESCO. Negara-negara itu seperti Srilanka, India, Madagaskan dan Grenada. Mereka merupakan negara-negara serumpun yang juga memiliki sejarah jejak jalur rempah.

Usulan tersebut, menurutnya bukan sekedar “legacy” dari masa 4.500 tahun lalu. Melainkan juga menyangkut peremajaan ladang, industri obat herbal serta paket pariwisata.

Melalui program itu, pihaknya berupaya merekonstruksi perdagangan rempah di Nusantara yang telah berlangsung 4,5 milenium silam. Dengan begitu, harapannya dapat mendorong kemajuan perekonomian demi kesejahteraan masyarakat.

Ananto menyebutkan dua alasan untuk menghidupkan kembali kehangatan cita rasa rempah melalui program Jalur Rempah.

Pertama, menurutnya Indonesia atau Nusantara adalah tempat satu-satunya di muka bumi yang dipilih Tuhan untuk tumbuhnya rempah-rempah.

“Contohnya pala di Pulau Banda, Provinsi Maluku dan cengkih di Ternate (Maluku Utara). Pala dan cengkih turut berkontribusi pada sejarah peradaban dunia,” ujarnya.

Kedua, jalur rempah saat itu menjadi cikal bakal perdagangan komoditas yang dilakukan nenek moyang bangsa Indonesia dengan melintasi pulau dan melibatkan beragam suku.

Rute jalur ini dari Timur ke Barat, di setiap titik persinggahannya, terjadi asimilasi budaya dan kemudian membentuk Nusantara, hingga ke sejumlah negara di berbagai belahan dunia.

Program Jalur Rempah sebenarnya digagas beberapa tahun lalu. Tetapi, tahun 2020 ini mulai digalakkan kembali.

Pihaknya, tambah Ananto, telah menetapkan tahapan yang akan dilakukan setiap tahun untuk melengkapi berbagai dokumen dibutuhkan guna mendukung pendaftaran jalur rempah ke lembaga PBB itu, sehingga diharapkan pada tahun 2024 atau 2025 sudah ditetapkan sebagai warisan dunia.

Tahun 2020 pihaknya mulai membangun kesadaran masyarakat terhadap Jalur Rempah melalui beragam kegiatan sosialisasi seperti seminar, pemutaran film dan lainnya dengan tujuan membangkitkan ingatan masyarakat Indonesia, terutama di kalangan generasi muda. Periode ini disebut sebagai periode “awareness”.

Setelah kesadaran terbangun, diharapkan ke depan banyak pihak yang terlibat. pihak termasuk lintas kementerian dan pemerintah daerah terlibat sesuai porsinya masing-masing, baik untuk promosi paket pariwisata Jalur Rempah maupun peremajaan ladang-ladang rempah, termasuk mendorong industri obat herbal berbasis rempah-rempah asli Indonesia. (ZA)

Comments are closed.